Sunday, June 14, 2020

SAPAAN TAK BERWUJUD



Setelah lama beku berjibaku dalam kondisi baru, kini meski jari ini masih terasa terbata untuk menuangkan serpihan kata, namun memori tersentak memaksa bergerilya di dunia lama, ya...mencairkan ide pada neuron yang hampir membuta adalah proses yang cukup keras untuk dinikmati dengan seduan kopi beraroma khasnya. pekan ini "Sapaan tak Berwujud" akan menyapa sahabat I'ana Penoreh Tinta di kondisi yang sama namun terasa berbeda "New Normal" dan semoga sama kembali dengan waktu yang tak lama tinggal.
Langkah yang tak mengenal lelah, gagasan yang haus asupan, pengetahuan yang benar-benar terbuka akan keilmuan, meski demikian terkadang semua terasa melelahkan, membosankan, membuat candu akan ketenggelaman 3 Tahun silam, entah apa yang membawa pada hamparan kata  tertuang dalam bingkai keberanian untuk kemudian melukis kembali semua yang mungkin terasa sirna dan hilang. pengalaman yang merefleksi diri akan makna dan hakikat hidup, membayang selalu dalam hentakan jarum jam, apa dan bagaimana langkah akan kembali, bagai pertanyaan misteri yang mulai menyelinap dalam mimpi. menempel kata "tidaklah engkau menyukai sesuatu, kecuali engkau akan banyak mengingatnya" (sajak langit). lagi-lagi 3 tahun silam, berdamai dengan waktu, mendermakan harap, terpatri dalam narasi yang berubah pada sapaan tak berwujud, semua terasa masih sama, mencari jawab kapan dan kemana. kini tambatan mulai terlihat meski sehelai benang abu-abu, layaknya mendung tiada hujan. memulai dengan yang lama namun terasa baru, memulai yang jauh namun terasa dekat, menjamu tumpukan buku, menukik ketakutan menjadi keberanian. menunggu pada yang ada, dan keyakinan menghampiri pada yang mau meyakini. Sapaan tak berwujud kini kembali memeluk diri dalam sajadah impian tinggi. salam rindu mengisi waktu dengan tinta hitam yang tak mengotori.

"Lakukanlah selagi tak ada syarat untuk melakukannya" Mimpi Tak bersyarat

0 comments:

Post a Comment