Hujan mengguyur tanah
pertiwi
Angin menghembus begitu
kencang
Suara bergemuruh bagaikan
ombak di lautan
Ku pandangi langit dengan
tetesan air hujan
Menetes pula genangan air
di pipi
Terbersit pertanyaan dalam
hati
Sampai kapan aku mampu
tersenyum bersama?
Sampai kapan jasad ini
mampu merangkul semuanya?
Akankah jari jemariku masih
mampu menggandeng tangan saudaraku?
Bergunakah diriku selama
ini?
Ataukah aku hanya seonggok
daging yang bernama..
Pertanyaan pun berlanjut
begitu mengejutkan….
Masih lamakah nyawa ini
akan menetap dalam raga?
Berapa banyak dosa yang
telah ku perbuat?
Apakah aku hanya manusia
bertopeng
Yang berusaha bersembunyi
di balik tirai kehidupan
Namun, aku terlalu congkak
untuk mengakuinya
Ku terlalu sombong untuk
hidup ini
Pembohong, pendusta dan
penghianatkah!!!
Itukah kata yang patut ku
sandang,,,,
Kini ku tak mampu berkata
untukmu kehidupan
tertunduk pandangan ku
Ku hanyalah sebutir pasir
Kini ku hanya punya satu
harapan
Ku ingin melihat senyummu
untukku
Maukah engkau tersenyum
kepadaku???
Karena hanya ini yang mampu
ku persembahkan untukmu
Tiada kata yang lekang
untuk ku ucapkan
Seuntai maaf untukmu
kehidupan
Tuhan…..
Jika Engkau (Tuhan)
mengizinkan, izinkan aku sejenak tersenyum untuknya dalam detik…
Terimakasih Tuhan atas
sapaan lembut yang kau berikan Melalui hompimpanya hatiku
Terimakasih kawan engkau
telah memberi pelajaran yang berharga dalam kehidupanku
Aku tak mampu membalas
apapun untukmu
Hanya do’a melalui
kehidupan dan senyum dalam detik…
0 comments:
Post a Comment