Banjir menggenangi rel diseberang jalan
Mata membinar tak mampu terpejam
Perasaan penuh dengan teka-teki pikiran
Tibaku bersama adzan subuh di depan tembok yang beratap dan bertiang
Teriakku dalam rindu
Tengokku dalam sakit
Peduliku dalam sayang
Rawatku dalam lemah
Senyumku dalam sapa
Tungguku dalam sembuh
Obatku dalam datang
Tangisku dalam pulang
Bersamaku dalam lunch
Tanganku dalam genggaman
Langkahku dalam kesetiaan
Hiduplah seorang
pemuda bangsawan di rantau negeri orang, ia pemuda yang tampan nan menawan,
kegigihan membawanya dalam kesuksesan, ketekunan dan keuletan mengantarnya pada
keterpikatan, suatu hari ia tinggal-lah sendiri di sebuah gubuk kecil nan sepi
tiada bertuan, bertabir kain…ia berselimut dalam sakit dan dingiinnya malam,
suara batuk terdengar hingga di seberang jalan, uhuk uhuk uhuk…batuk merdu
namun tiada nada yang bisa diperdengarkan, namanya juga batuk,,,,;-)
Rantau sang
puteri jelita, baik akhlaknya nan cerdas cara berfikirnya, ia puteri penyayang
bagai bidadari dari surga, ketulusan hati teruntuk orang yang ia sayang bak
lebarnya hutan belantara. semilir angin mengantar merpati putih hinggap di
jendela rumahnya, membawa secarik kertas yang bertuliskan kabar akan sakitnya
sang pemuda bangsawan (kekasih yang terpisah di muara bandara Soekarno Hatta).
Tak berfikir lama, sang puteri pun pergi dengan mengendarai kereta tuk menemui
sang pemuda, tiada perdulikan badai dan petir yang menyambar hingga
menumbangkan pepohonan juga rumah warga, keretapun melaju semakin
pelan…perjalanan menuju gubuk kecil tiada bertuan membutuhkan waktu yang cukup
lama, gelap berkawan hujan menyapa malam, Terdengar ayam berkokok menyambut
tibanya sang puteri untuk pemuda bangsawan.
Pertemuan pemuda
bangsawan dengan sang puteri memberikan kedamaian dan obat tersendiri akan
sakitnya yang berkepanjangan, pagi disuguhkan sarapan, siang di tawarkannya
makanan, malam menemani dalam kesendirian untuk menyantap hidangan. Panasnya
badan di iringi batuk yang tiada henti membuat bingung hati sang puteri, obat
apa yang hendak ia tegukkan untuk sang pemuda bangsawan???
Bintang mulai
menyapa, malam pun tiba, perasaan menggumam memikirkan kesembuhan pemuda
bangsawan, ditariknya kain tipis tuk menutupi kaki dalam tidurnya, tak lama
adzan subuh berkumandang, segera dan bergegaslah ia bertanya: wahai engkau
pemuda bangsawan, bagaimana keadaanmu?? Hendak sarapan apa engkau pagi ini??
Sang puteri cepatlah bergegas membereskan diri, kemudian pergi ke pasar untuk
membeli buah jeruk nipis untuk obat penyembuhan (Sekalipun tidak sebanyak jeruk jenis lainnya, kandungan vitamin C jeruk
nipis ini lumayan tinggi. Sebagai obat alami yang diminum, sari jeruk
nipis bersifat membersihkan terutama terhadap sistem pencernaan.
antivirus untuk pemakaian luar, sedangkan khasiat dan manfaat yang lain adalah Sebagai Ekspektoran dengan mengeluarkan dahak, cara yang biasa dilakukan dicampur dengan kecap). Tak lama ia tiba menemui
pemuda bangsawan, minumlah dan cepatlah sembuh, agar engkau kembali semangat
dalam menyelesaikan tugas yang masih berserakan.
Pemuda itu
menatap sambil tersenyum dengan taring manis yang kelihatan dari kejauhan,
diteguknya air putih, namun tak hentinya batuk yang berdendang sakit di
tenggorokan merubah raut muka putih menjadi merah karena kesakitan. Segeralah
diambilnya sirup rasa mint sejenak
menenangkan dudk di sisi sang puteri jelita, putaran 3 hari meminum jeruk nipis
tiada henti, mampu meringankan sakitnya. Jalannya yang sempoyongan, kini mulai
membaik dalam kesehatan.
Warung di pinggir
jalan membukakan pintu dan menawarkan hidangan, Bakso dan Mie memberikan warna
sore itu dalam bercengkrama dan perbincangan singkat kepulangan puteri jelita.
Keesokan hari sang puteri berlari cepat karena takut ketahuan pemuda bangsawan
akan kesulitan dan kegelisahan hati puteri jelita, ATM dibukanya, Card mencoba ditengoknya namun tiada
sepeser-pun uang yang tersimpan, dibukanya dompet cokelat matang, diambilnya 5
lembar rapi yang tersisih tiada berlebih, dimasukkannya dalam kolong ATM tuk
membayar tagihan garuda agar mampu mengantarkannya di kampung halaman. Alasan
terlontarkan “maafkan aku, tak berniat meninggalkanmu, dan tak mampu menunggumu
karena tergesaku membayarkan garuda untuk penerbangan” (padahal tergesa karena
takut ketahuan), berhasillah kebohongan terjadi..
Kepulangan sang
puteri, tangis polosnya mengalir di dagu manisnya. Ditemaninya pemuda bangsawan
hingga roda berputar mengantarkan sampai pada tujuan penerbangan, berjalan dan
terlihat lambaian tangan dalam perpisahan leaving
on a jet plane. Selamat tinggal pemudaku, selamat tinggal pula puteri
jelitaku. Semoga kelak dipertemukan dalam ridhoNya. Puteri pulang membawa
ketulusan hatinya bersama pemuda bangsawan, perjuangan yang luar biasa, tiada
pandang badai menerjang bahkan nyawa tiada dihiraukan demi sang pemuda
bangsawan dengan jeruk nipis penyembuh dendangan merdunya batuk berkepanjangan…Bagaimana
kisah selanjutnya!!! Akankah pemuda bangsawan memenuhi janjinya untuk bertemu
sang puteri tuk bersatu kembali atau justru sebaliknya??? Ikuti terus kisahnya,
hanya di rumah karya I’ana Sang Penoreh Tinta..sampai jumpa;-) To be continue
0 comments:
Post a Comment