Friday, August 8, 2014

HANYA MEMBERI TAK HARAP KEMBALI


Mengawali pagi dengan senyuman;-), semangat pagi sahabat Penoreh Tinta....
Secangkir susu hangat menyambut pagiku, tak lupa wajah ceria nan tulus ibunda tercinta menyapa, kurang lebih 2 minggu tak lekang jiwa ini berada disisi orang tua, emmmm, liburan kawan,,,naaaaah, saat jam mulai berdentang, hari mulai berganti, begitu pula tanggal mulai berubah, terkadang terpaksa kaki harus mulai melangkah untuk merantau, belajar kehidupan, mencari pengalaman, menuntut ilmu, bekerja...kita meninggalkan kampung halaman dan senyum sapa ibunda tercinta...atau saat orang tua kita sudah kembali disisi Allah, pernahkah kita merasakan rindu peluk sayang orang tua,..saat berkecamuk dengan berbagai masalah, air mata kerinduan menyapa hari, serasa wajah-wajah ceria nan tulus itu hadir memberikan pelukan hangat untuk kita...sejenak ku torehkan kisah yang tak jarang banyak orang menceritakan kisah ini, semoga manfaat.....
---------------
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak laki-laki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari,,,ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak itu sangat mencintai pohon apel itu, demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu...Waktu terus berlalu...anak tersebut kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya, tiba-tiba suatu hari ia mendatangi pohon apel dengan wajah tampak sedih "ayooo ke sini bermain-main lagi denganku", pinta pohon apel itu..."aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi", jawab anak lelaki tersebut.."aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya"..pohon apel itu menyahut, "Duuuh, maaf aku pun tak punya uang...tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya, kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu". Anak lelaki itu sangat senang, ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang kembali, pohon apel sangat senang melihatnya. "Ayo bermain-main denganku lagi", kata pohon apel..."Aku tak punya waktu", jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku, kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal, maukah kau menolongku???".."Maaf, aku pun tak memiliki rumah, tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu" kata pohon apel...Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel kemudian pergi dengan gembira...Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi...Pohon apel merasa kesepian dan sedih...Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang, seperti bisa pohon apel pun merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku", kata pohon apel..."Aku sedih", kata anak lelaki itu, "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang, aku ingin pergi berlibur dan berlayar, maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar???"..."Maaf, aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau, pergilah berlayar dan bersenang-senanglah". kemudian anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang di idamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian..."Maaf anakku", kata pohon apel. "aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukkmu". "Tak apa, aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buah apelmu", jawab anak lelaki tersebut..."Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat", kata pohon apel..."sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu", kata anak lelaki itu..."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu, yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini", kata pohon apel sambil meneteskan air mata...anak lelaki itupun berkata "Aku tak membutuhkan apa-apa lagi sekarang, aku hanya membutuhkan tempat duduk untuk beristirahat, aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu"..."Ooooh, bagus sekali...Tahukah kau anakku, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat, mari...marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang"...kemudian anak lelaki tersebut berbaring di pelukan akar-akar pohon dan pohon apel itu sangat gembira, tersenyum sambil meneteskan air matanya...
------------
Sobat, ini adalah cerita tentang kita semua, pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Sobat mungkin berfikir bahwa anak lelaki itu telah berbuat kasar pada pohon apel, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita...SADARKAH KITA DENGAN SEMUA ITU......

0 comments:

Post a Comment