Tuesday, October 6, 2015

MELUKIS LANGIT


Salam sapa rinduku berbingkai senyuman untuk sahabat penoreh tinta yang lama tak bersua meski sebatas menyapa, melalui uraian huruf berderetkan makna ini, kembali ku persembahkan dan ku torehkan untuk kalian “Melukis Langit”, salam karya dariku Penoreh Tinta
Lama terpaku dalam dunia yang semakin membisukan bahasa gerakku, kini dalam jeda sebuah kata, ku ukir nama dalam bahasa lukisan langit….
ya….dia menepis sejarah dalam bingkai lara...
lukisan itu bertaburkan warna yang memancar disetiap sudut ruang dalam senja, terkadang bayang kerinduan dari pancaran cahaya dan kehangatannya memberikan kedamaian meski hanya dalam hitungan luruhan debu yang terbawa angin…
Beriring hiruk pikuk alam yang semakin menua, kepakan sayap-sayap putih terlihat indah di ujung senja...terdengar percakapannya dalam melukis langit bersama surya....
Surya        : Hanya pada langit, bukan yang lainnya, jika terukir pada yang lain maka pasti itu bukan aku…
Senja        : Jelmaan yang selama ini mendekam dalam diam, tak bisa ku kenali “kau atau dia”...tiada    bersuara namun bernama sama…mungkinkah kegelapan dalam senjaku tak patut tersenyum denganmu, biasa kusebut dengan surya…
Surya        : Bukanlah mata ini, langit luas dan masih banyak keindahan yang terbaik yang lebih pantas untuk kau ukir dihatimu???..
Senja        :Kini keluasan itu tiada berarti…pancaran sinarmu mengerucutkanku pada satu titik untuk selalu bisa terukir,,,sebuah mimpi akan buncahan itu mengena di pelataran dan sudur-sudut ruang hatimu di langit sana..
Surya        : Aku tak secerah yang kau bayangkan, aku tak seindah yang ada dibenakmu, kadang mendung menjelma menutupku, kadang pula terikku tak mendamaikan...
Senja        : Yang ku tahu hanya semua yang terderetkan dalam katamu tiadalah berarti, arti itu ada pada hakikat dirimu yang selalu melukis kata dilangit, bisik desir angin melintasi batas dengarku…

Ku berikan hati ini, walau ku sadar ku bukanlah sempurna…
Hadirmu telah melengkapi bersama..berdua...bahagia…
Ku bersyukur atas rasa cinta ini, yang telah Ia berikan, yang kan menuntunku tuk ke syurga-Nya
Ku percaya kau telah tercipta untukku…
Berdua berseru mesra dan sakinah bersamamu…
sekian lama kegelapan menerkam tajam, kini tinggallah kenangan...
Lukisan itu telah melengkapi langit terang akan pancaran surya dalam senjanya…
Melukis Langit.....
 -#
Ada hamba sholeh yang menasehatkan:
jangan minta kepada Allah untuk dijadikan orang sabar dikala tenangmu
tapi perbanyaklah minta kepada Allah untuk menjadikanmu sebagai hamba yang banyak bersyukur...
dan jangan berkecil hati untuk sesuatu yang telah hilang darimu atau belum terpenuhi apa yang menjadi inginmu. karena Allah sudah menjanjikan pengkabulan, tetapi yang terbaik untukmu, bukan yang terbaik menurut akal kecilmu, di waktu yang Dia kehendaki, bukan waktu yang engkau ingini..
Tenggelamkan dirimu dalam bumi kepasrahan...

0 comments:

Post a Comment