Sunday, December 6, 2015

MENYEMAI RINDU-MU

Bismillahirrohmanirrohim....
      Saat bibir menyunggingkan senyum getir, saat yang sama menyemai pilu…Hati memekik membaca kabar dari setiap dering Hp ‘sosial media’ mengabarkan akan kepergian guru kami, إنا لله وإنا إليه راجعون terucap disetiap  sudut sepi malam dalam haru, Selamat jalan wahai guru, Ya Allah terimalah beliau disisiMu, sesungguhnya Engkaulah sang pengampun dosa…do’a kami mengalun teriring dengan kepergian guru (Ya Allah, ampunilah dosa-dosa beliau, kasihanilah beliau, lindungilah dan maafkanlah beliau, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah beliau ke dalam surga-Mu dan lindungilah beliau dari siksa kubur atau siksa api neraka)."
       Waktu terhenti tak tersadari, Jasad terbujur kaku, pasti akan hadir mendatangi setiap sela waktu kita, tak pernah tau kapan dan dimana, tak pandang bulu maupun suku, tak peduli jelek atau tampan, menawan, rupawan, pun tak melihat pangkat dan jabatan, semua hanya seonggok daging yang punya nama, bisa jalan-jalan dan bicara, bukan sebuah kehidupan. Ibarat buah mangga yang jatuh saat angin menerpa, tak pandang masih muda (pencit: bahasa jawa) atau sudah menua.
       Saat darah merah mulai memutih.,Kebanggaan yang kita sanjung selama ini hanyalah semu, lantas apa yang hendak kita sombongkan??? semua yang dicintai akan meninggalkan diri, dan tak ada yang patut disesali saat semua telah terjadi, namun bagaimana yang masih tersisa mampu terinfestasi untuk membuat perubahan yang baik menjadi lebih baik. mengukir di atas selembar kertas “Lakukan dan lupakan” ikhlas dalam kebaikan adalah jalan yang bisa kita tempuh, seolah esok kita tak mampu melihat, mendengar, atau nafas ini tak lagi melekat erat menemani jasad. Saat waktu memanggil, maka teman sejati hanyalah amal, dan saat waktu terhenti..teman sejati tinggallah sepi.

sahabatku......
Jika kita tak mampu bersaing dengan para shalihin dalam ibadahnya, maka berlombalah dengan para pendosa dalam istighfarnya

Allah Maha Cahaya,..terangilah setiap langkah kami, bimbing kami di jalan Cahaya Rahmat-Mu, tak tersadari banyak waktu yang terbuang sia-sia, sesal akhir tiada berguna, jiwa termangu diam membisu dan lusuh, bertambah umur dalam hidup yang semakin merapuh...

Akan ada waktu dimana kita tertidur selamanya

 #Semoga bermanfaat...

0 comments:

Post a Comment