Featured Article

Tuesday, October 20, 2015

KEGAMANGAN

  
Sapaku kali ini benar-benar berbeda, berbeda dari sebelumnya dan menjadi pembeda setelahnya,,salam karya untuk sobat Penoreh Tinta....

Terkadang atau bahkan seringkali kedipan mata hingga rotasi neuron kita dalam setiap mil nya tersendat karena rasa takut, ketidakpercayaan, dan halusinasi bahasa alam dengan kegamangannya...
ketika tebersit barisan senyum penerus bangsa ini...
Satu sapa melintasi rangkaian imajinasi yang menerkam tajam dan mencekam...
Mimpi itu datang dengan jelmaan rangkaian kata dari mulut sang orator cinta...
Sudikah kalian berbagi ilmu deganku soal kehidupan?
Anak muda..jangan mau kompromi soal hati, bisa jadi dia sedang menjajah hidupmu...
Lalu, alasan apalagi yang kau perlukan untuk membiarkan hatimu tertindas dan tak merdeka???
Pun seandainya aku muda dan harus berhenti, bukan berarti aku tak berlari..
Gila...Bagaimana mungkin aku gila karenamu...?
Hancur...Bagaimana pula mungkin aku hancur karenamu...?
Siapakah pemuda terpelajar dengan tumpukan keimuannya...?
Apakah mereka yang menggamang dengan gadgetnya?
Apakah mereka yang membusungkan dada karena pamor orangtuanya?
Ataukah mereka yang meluruskan kiblat bangsa?
Ya...kalianlah yang lebih patut menjawabnya...
Menjadi baik bukanlah hal hal mudah namun menjadi lebih baik dan terbaik bukan berarti tidak mungkin...
Tiada kehidupan tanpa mimpi dan harapan...
Tiada pula penerangan tanpa pengetahuan...
Diri kita inilah penyemangat setia untuk diri sendiri...
Berkaryalah dan buat hidupmu lebih berarti...
Sehingga kematian bukanlah menjadi pemisah adanya bahasa "umur panjang"...
Karena sesungguhnya panjangnya umur bukanlah ditandai dengan berakhirnya masa atau tiadanya ruh dalam raga, akan tetapi seberapa besar setiap helaian nafas ini memberikan manfaat dan pengaruh bagi kehidupan...
lihatlah kedepan....
lihatlah kedepan....
lihatlah kedepan....
Ada belasan, ratusan, bahakan milyaran mata harapan menatapmu...
Merindukan sapa keilmuanmu...
Melambai kedatangan cahaya dalam ketidak tahuannya...
Hanya sedikit yang ia mau...
Membaca, Menulis dan melihat kehidupan dari kacamata para pemuda berpendidikan seperti kalian...
Jika keberanian sejati diibaratkan layang-layang...
maka terjangan angin tak kan menjatuhkannya, justru menerbangkannya lebih tinggi..
Ingatlah satu hal...
Lirihnya nyanyian kerindun akan kehadiranmu ditengah mereka yang membutuhkan...
Bergeraklah dalam harapan, tanpa itu semua hanya impian yang tak kan pernah terwujudkan..
disinilah mengapa tertuliskan firman Tuhan
Inna Ma'al usri yusro
(Karena sesungguhnya BERSAMAAN dengan kesulitan ada kemudahan)
dan BUKAN
Inna Ba'dal Usri Yusro
(Setelah kesulitan ada kemudahan )

Semoga bermanfaat..

Sunday, October 11, 2015

LUKISAN HUJAN

Kala itu kesedihan bersarang dan bertunas, malampun bergemuruh dengan teriakan tanggungjawab sedang berkampanye diantara hati dan logika, membersit satu rasa ntah itu mimpi atau nyata,,ia hadir begitu saja tiada yang meminta...untukmu langit yang menggelap, maukah engkau berbagi kesejukan dengan luruhan hujanmu untukku disini, yang ber-asap akan tanya tiada jawab..menyelinap suara tak berwujud seolah mematung di depan pintu mendung "bersabarlah duhai hati, langit tak selalunya cerah"..seketika itu mendongakkan kepala seraya mematuk pilu akan harapan kehadiran hujan...air yang ku rindukan dari luruhanmu kini tak lagi hadir mengiringi langkah desiran laut luas, kesejukan yang pernah ku rasakan tak lagi ada meski sebatas menghias tawa terik dan panas, rintikan merdu di pelataran kini tiada membuncah luas, saat semua mengering ia pergi tiada berbalas, payung teduh berwarna pelangi hilang hanya menyisakan bekas.
tawa bengis angin serta taburan daun kering memenuhi celah tanah merkah yang merindukan tetesan airmu...semua yang tertulis hanyalah lukisan hujan yang tak kan pernah hadir, sebatas menyapa dengan keindahannya tapi tak nyata, mendekam pilu dalam lamunan jiwa, terpampang indah di dinding-dinding panorama  namun tiada bernyawa...
itu hanya lukisan hujan...bukan kenyataan...
bangunlah dari mimpi itu...
bukankah saat satu pintu langit tertutup, akan ada pintu-pintu lain yang terbuka
jangan menunggu lukisan yang kau anggap nyata namun sebenarnya tiada...
 itu hanya LUKISAN HUJAN yang menghias di dinding langit rasa..
sebatas sketsa yang belum tergambar jelas bersiratkan berwarna... 
sebuah nama yang abjadnya belum terangkai dalam kata...
Menghargai dalam kering bukan hanya dalam kesejukan...
itulah pengharapan yang sesungguhnya..
***
Sambut masa depan penuh gemilang, Selamat datang fajar harapan

Get a point: ia yang mendampingimu di saat terjatuh dengan segala kekurangamu dan ikut tersenyum bahagia melihat kelebihanmu itulah ketulusan dan cinta, bukan hanya sebuah lukisan hujan yang dipertahankan...
"pedang  akan terlihat tajam setelah digunakan untuk memotong"
ibarat satu teman dalam duka itu lebih berharga dari seribu teman dalam suka...
Tersenyum bersama LUKISAN HUJAN..
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus..
Semoga memberi manfaat;-)

Tuesday, October 6, 2015

MELUKIS LANGIT


Salam sapa rinduku berbingkai senyuman untuk sahabat penoreh tinta yang lama tak bersua meski sebatas menyapa, melalui uraian huruf berderetkan makna ini, kembali ku persembahkan dan ku torehkan untuk kalian “Melukis Langit”, salam karya dariku Penoreh Tinta
Lama terpaku dalam dunia yang semakin membisukan bahasa gerakku, kini dalam jeda sebuah kata, ku ukir nama dalam bahasa lukisan langit….
ya….dia menepis sejarah dalam bingkai lara...
lukisan itu bertaburkan warna yang memancar disetiap sudut ruang dalam senja, terkadang bayang kerinduan dari pancaran cahaya dan kehangatannya memberikan kedamaian meski hanya dalam hitungan luruhan debu yang terbawa angin…
Beriring hiruk pikuk alam yang semakin menua, kepakan sayap-sayap putih terlihat indah di ujung senja...terdengar percakapannya dalam melukis langit bersama surya....
Surya        : Hanya pada langit, bukan yang lainnya, jika terukir pada yang lain maka pasti itu bukan aku…
Senja        : Jelmaan yang selama ini mendekam dalam diam, tak bisa ku kenali “kau atau dia”...tiada    bersuara namun bernama sama…mungkinkah kegelapan dalam senjaku tak patut tersenyum denganmu, biasa kusebut dengan surya…
Surya        : Bukanlah mata ini, langit luas dan masih banyak keindahan yang terbaik yang lebih pantas untuk kau ukir dihatimu???..
Senja        :Kini keluasan itu tiada berarti…pancaran sinarmu mengerucutkanku pada satu titik untuk selalu bisa terukir,,,sebuah mimpi akan buncahan itu mengena di pelataran dan sudur-sudut ruang hatimu di langit sana..
Surya        : Aku tak secerah yang kau bayangkan, aku tak seindah yang ada dibenakmu, kadang mendung menjelma menutupku, kadang pula terikku tak mendamaikan...
Senja        : Yang ku tahu hanya semua yang terderetkan dalam katamu tiadalah berarti, arti itu ada pada hakikat dirimu yang selalu melukis kata dilangit, bisik desir angin melintasi batas dengarku…

Ku berikan hati ini, walau ku sadar ku bukanlah sempurna…
Hadirmu telah melengkapi bersama..berdua...bahagia…
Ku bersyukur atas rasa cinta ini, yang telah Ia berikan, yang kan menuntunku tuk ke syurga-Nya
Ku percaya kau telah tercipta untukku…
Berdua berseru mesra dan sakinah bersamamu…
sekian lama kegelapan menerkam tajam, kini tinggallah kenangan...
Lukisan itu telah melengkapi langit terang akan pancaran surya dalam senjanya…
Melukis Langit.....
 -#
Ada hamba sholeh yang menasehatkan:
jangan minta kepada Allah untuk dijadikan orang sabar dikala tenangmu
tapi perbanyaklah minta kepada Allah untuk menjadikanmu sebagai hamba yang banyak bersyukur...
dan jangan berkecil hati untuk sesuatu yang telah hilang darimu atau belum terpenuhi apa yang menjadi inginmu. karena Allah sudah menjanjikan pengkabulan, tetapi yang terbaik untukmu, bukan yang terbaik menurut akal kecilmu, di waktu yang Dia kehendaki, bukan waktu yang engkau ingini..
Tenggelamkan dirimu dalam bumi kepasrahan...

Arsip Blog

Artikel Terpopuler