Featured Article

Wednesday, March 19, 2014

KEPAKKAN SAYAPMU WAHAI ELANG RAJAWALIKU

Salam, jumpa lagi dengan diriku...Setelah lama bertapa,,kini I'ana Penoreh Tinta kembali hadir untuk berbagi coretan singkat dengan sobat semua, yuuuk kembali berkelanaaaaaa....;-)

Saat bintang mulai berkelip, secangkir teh hangat dan "CHA CHA milk chocolate" menemani diri yang sedang terbaring dan meringkuk di atas bad, berselimut tebal melapisi tubuh dingin menggigil ini, sejenak hening...anginpun menyapu dedaunan dan debu malam, ku jalankan kaki perlahan menuju hamparan bebatuan, dengan perut yang melilit dan jiwa yang rapuh, aku mencoba berdiri kembali sembari tersenyum dan meneriakkan kata "wahai dunia, kini ku kembali hadir untuk menghiasi luasmu yang tiada terhingga, kan ku kepakkan sayap cita dan cinta-ku bersama elang rajawali" meski kini tapakan kaki-ku bagai pepohonan yang tertiup beliung, namun ku sadari ini yang harus aku jalani, menikmati setiap proses kehidupan adalah hal yang pasti...ku temukan catatan singkat dalam diary yang tersimpan rapi di almari, ku buka pelan, lembar demi lembar ku lalui, begitu banyak barisan kata yang ku torehkan disana...tak terasa mulutku berucap syair pendek "InsyaAllah berkah, InsyaAllah berkah" pasword AKSI Akademi Sahur Indonesia, hati mulai menggemi teringat sebentar lagi Ramadhan hadir dengan beribu-ribu bahkan bermilyar-milyar keberkahan dan kemuliaan..kini diri yang lemah seolah mendapatkan kekuatan baru dan kembali bangkit untuk meraih mimpi yang sempat tersembunyi, kan ku sambut Ramadhan dengan kibaran bendera kebanggaan sebagai anak bangsa, kini saatnya bangkit dari zona kenyamanan, dan mengibarkan bendera kemenangan..untuk membuktikan pada dunia, aku-lah anak bangsa yang akan merentangkan dan mengepakkan sayap kemampuanku, maka dunia ada digenggamanku!..saatnya perjuangan dan pertarungan di mulai kembali...Bagi para petarung, siapapun akan menjadi guru dan dimanapun ia berada (tempatnya) akan jadi padang kurusetra...Meraih mimpi meski setinggi langit...di tanganmulah kesedihan dan kebahagiaanmu;-)..maka................
"KEPAKKAN SAYAPMU WAHAI ELANG RAJAWALIKU" (pesan dari sang guru)
#Semoga manfaat dan mampu menginspirasi

Sunday, March 16, 2014

BERMILYAR SENYUM DI WAJAHMU

Selamat berakhir pekan sobat Penoreh Tinta...semangat pagiii...Penoreh Tinta hadir kembali di tengah-tengah kerumunan kata dalam sapa....
Let's berkelana again....
....................
Saat matahari mulai menyengat, kini tak lagi terasa panas bagai kobaran api...
Saat kesusahan menghantui, kini tak lagi cemberut menghiasai....
Saat kegundahan menghampiri, kini tak lagi marah..hadir dalam jiwa ini...
Saat masalah memuncak seolah melarva, kini tak lagi guyuran tangis turun membasahi pipi...
Sejenak Tersenyum....
Saat perut sudah memanggil "kukuruyuk" kelaparan, kini tak lagi terasa...
Saat kehausan datang bagai musim kemarau, kini tak lagi menyiksa jiwa...
Saat lelah singgah, kini tak lagi diri melemah tiada daya....
Saat sakit itu datang, kini tak lagi ku sendiri meski sebatas berdiri dan mengusap air mata...
Sejenak tersenyum....
Sebotol air kau gilir dari tegukan ke tegukan kawan, kekompakanmu memberikan keindahan...
Sebungkus nasi, kau gelar serempak...suap demi suap kau nikmati, kebersamaanmu memberikan kenyamanan...
Sejenak tersenyum....
Rerumputan kau jadikan pijakan, bagai istana megah nan indah di tengah-tengah sawah...
Lumpur hitam menghiasi kaki yang tiada beralas, tapakan demi tapakan kau lalui dengan riang tiada beban yang menjalar dalam langkah...
Sejenak tersenyum....
Beribu tawa mengiringi tarian mimpi...
Sejuta kenangan indah menyambut hari...
Bermilyar senyum menhiasi beranda hati...
Di pundakmulah nasib bangsa ini...
Sejenak tersenyum....
Kini ku menyaksikan, milyaran senyum di pancaran wajah elok nan berseri...
Mengantarkanmu pada milyaran cita-cita yang menanti...
Kunci gerbang dunia telah kau genggam, ambillah dan bukalah dengan kesungguhan diri...
Saat kau kepakkan sayap semangat juang, saat itu pula cakrawala menyambut dalam menggapai mimpi...
Sejenak tersenyum....
Mimpi seterang bintang, walau setinggi langit, jika tak berusaha di gapai hanyalah percuma....
tanpa tindak, tanpa aksi, semua tak akan terjadi....
Torehkan mimpimu, gapai dan satukan jiwamu...
Jangan biarkan citamu hanya dalam angan...
Bermilyar senyum kembali merekah setelah lama kau simpan hanya karena sebuah kata susah (hati, tidak mau mencoba, takut, mider, dll),,saatnya terbang bersama elang...
Percayalah padaku, di dunia ini tak ada yang tak mungkin...Wujudkan;-)

Friday, March 14, 2014

MARI BERLARI

Sejanak ku sapa sobat semua...Hallo...Penoreh Tinta hadir dengan mengurai kata dalam barisan huruf yg bermakna...
Terus berlari, jangan membiarkan waktu berlalu dan waktu tak akan menunggu...disaat semua orang terlelap kita akan tetap berlari dan akan ada penghargaan, sorakan suka cita dari orang terdekat..Menjadilah orang yang dibanggakan. "Pesan Dr. Edhy Rustan dalam moment Internasional, beliau adalah Sosok Dr muda yang semangat dan patut di jadikan teladan dalam bersungguh-sungguh, terbukti dari usaha kerasnya dalam mewujudkan cita-cita, harapan, mimpi, dan menghadapi riak kehidupan yang tak pelan,,,Jika Penoreh Tinta di izinkan, perjalanan Dr. Edhy Rustan sama dengan perjalanan Nelson Tansu, Profesor Termuda asal Indonesia di Lehigh University, AS 
Mari sejenak kita mengikuti perjalanan kisah Profesor termuda ini melalui goresan tinta JAWA POS 6 Maret 2004(http://www.opto.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1078664620):

Jago Seminar di Mancanegara, tapi Dikira Mahasiswa S-1
Banyak orang di berbagai penjuru dunia yang berusaha menggapai mimpi Amerika. Salah seorang yang berhasil merengkuhnya adalah warga negara Indonesia. Dia bernama Nelson Tansu. Di AS, dia termasuk ilmuwan ternama dengan tiga hak paten di tangannya.
NAMA lengkapnya adalah Prof Nelson Tansu PhD. Setahun lalu, ketika baru berusia 25 tahun, dia diangkat menjadi guru besar (profesor) di Lehigh University, Bethlehem, Pennsylvania 18015, USA. Usia yang tergolong sangat belia dengan statusnya tersebut.
Kini, ketika usianya menginjak 26 tahun, Nelson tercatat sebagai profesor termuda di universitas bergengsi wilayah East Coast, Negeri Paman Sam, itu. Sebagai dosen muda, para mahasiswa dan bimbingannya justru rata-rata sudah berumur. Sebab, dia mengajar tingkat master (S-2), doktor (S-3), bahkan post doctoral.
Prestasi dan reputasi Nelson cukup berkibar di kalangan akademisi AS. Puluhan hasil risetnya dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional. Dia sering diundang menjadi pembicara utama dan penceramah di berbagai seminar. Paling sering terutama menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan intelektual, konferensi, dan seminar di Washington DC. Selain itu, dia sering datang ke berbagai kota lain di AS. Bahkan, dia sering pergi ke mancanegara seperti Kanada, sejumlah negara di Eropa, dan Asia.

Yang mengagumkan, sudah ada tiga penemuan ilmiahnya yang dipatenkan di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers. Di tengah kesibukannya melakukan riset-riset lainnya, dua buku Nelson sedang dalam proses penerbitan. Bukan main. Kedua buku tersebut merupakan buku teks (buku wajib pegangan, Red) bagi mahasiswa S-1 di Negeri Paman Sam.

Karena itu, Indonesia layak bangga atas prestasi anak bangsa di negeri rantau tersebut. Lajang kelahiran Medan, 20 Oktober 1977, itu sampai sekarang masih memegang paspor hijau berlambang garuda. Kendati belum satu dekade di AS, prestasinya sudah segudang. Ke mana pun dirinya pergi, setiap ditanya orang, Nelson selalu mengenalkan diri sebagai orang Indonesia. Sikap Nelson itu sangat membanggakan di tengah banyak tokoh kita yang malu mengakui Indonesia sebagai tanah kelahirannya.

"Saya sangat cinta tanah kelahiran saya. Dan, saya selalu ingin melakukan yang terbaik untuk Indonesia," katanya, serius.

Di Negeri Paman Sam, kecintaan Nelson terhadap negerinya yang dicap sebagai terkorup di Asia tersebut dikonkretkan dengan memperlihatkan ketekunan serta prestasi kerjanya sebagai anak bangsa. Saat berbicara soal Indonesia, mimik pemuda itu terlihat sungguh-sungguh dan jauh dari basa-basi.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan merupakan bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya. Tentu saja jika bangsa kita terus bekerja keras," kata Nelson menjawab koran ini.
Dia adalah anak kedua di antara tiga bersaudara buah pasangan Iskandar Tansu dan Lily Auw yang berdomisili di Medan, Sumatera Utara. Kedua orang tua Nelson adalah pebisnis percetakan di Medan. Mereka adalah lulusan universitas di Jerman. Abang Nelson, Tony Tansu, adalah master dari Ohio, AS. Begitu juga adiknya, Inge Tansu, adalah lulusan Ohio State University (OSU). Tampak jelas bahwa Nelson memang berasal dari lingkungan keluarga berpendidikan.
Posisi resmi Nelson di Lehigh University adalah assistant professor di bidang electrical and computer engineering. Di AS, itu merupakan gelar untuk guru besar baru di perguruan tinggi. "Walaupun saya adalah profesor di jurusan electrical and computer engineering, riset saya sebenarnya lebih condong ke arah fisika terapan dan quantum electronics," jelasnya.
Sebagai cendekiawan muda, dia menjalani kehidupannya dengan tiada hari tanpa membaca, menulis, serta melakukan riset. Tentunya, dia juga menyiapkan materi serta bahan kuliah bagi para mahasiswanya. Kesibukannya tersebut, jika meminjam istilah di Amerika, bertumpu pada tiga hal. Yakni, learning, teaching and researching. Boleh jadi, tak ada waktu sedikit pun yang dilalui Nelson dengan santai. Di sana, 24 jam sehari dilaluinya dengan segala aktivitas ilmiah. Waktu yang tersisa tak lebih dari istirahat tidur 4-5 jam per hari.
Anak muda itu memang enak diajak mengobrol. Idealismenya berkobar-kobar dan penuh semangat. Layaknya profesor Amerika, sosok Nelson sangat bersahaja dan bahkan suka merendah. Busana kesehariannya juga tak aneh-aneh, yakni mengenakan kemeja berkerah dan pantalon.
Sekilas, dia terkesan pendiam. Pengetahuan dan bobotnya sering tersembunyi di balik penampilannya yang seperti tak suka bicara. Tapi, ketika dia mengajar atau berbicara di konferensi para intelektual, jati diri akademisi Nelson tampak. Lingkungan akademisi, riset, dan kampus memang menjadi dunianya. Dia selalu peduli pada kepentingan serta dahaga pengetahuan para mahasiswanya di kampus.
Ada yang menarik di sini. Karena tampangnya yang sangat belia, tak sedikit insan kampus yang menganggapnya sebagai mahasiswa S-1 atau program master. Dia dikira sebagai mahasiswa umumnya. Namun, bagi yang mengenalnya, terutama kalangan universitas atau jurusannya mengajar, begitu bertemu dirinya, mereka selalu menyapanya hormat: Prof Tansu.
"Di semester Fall 2003, saya mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang physics and applications of photonics crystals. Di semester Spring 2004, sekarang, saya mengajar kelas untuk mahasiswa senior dan master tentang semiconductor device physics. Begitulah," ungkap Nelson menjawab soal kegiatan mengajarnya.
September hingga Desember atau semester Fall 2004, jadwal mengajar Nelson sudah menanti lagi. Selama semester itu, dia akan mengajar kelas untuk tingkat PhD tentang applied quantum mechanics for semiconductor nanotechnology.
"Selain mengajar kelas-kelas di universitas, saya membimbing beberapa mahasiswa PhD dan post-doctoral research fellow di Lehigh University ini," jelasnya saat ditanya mengenai kesibukan lainnya di kampus.
Nelson termasuk individu yang sukses menggapai mimpi Amerika (American dream). Banyak imigran dan perantau yang mengadu nasib di negeri itu dengan segala persaingannya yang superketat. Di Negeri Paman Sam tersebut, ada cerita sukses seperti aktor yang kini menjadi Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang sebenarnya adalah imigran asal Austria. Kemudian, dalam Kabinet George Walker Bush sekarang juga ada imigrannya, yakni Menteri Tenaga Kerja Elaine L. Chao. Imigran asal Taipei tersebut merupakan wanita pertama Asian-American yang menjadi menteri selama sejarah AS.
Negara Superpower tersebut juga sangat baik menempa bakat serta intelektual Nelson. Lulusan SMA Sutomo 1 Medan itu tiba di AS pada Juli 1995. Di sana, dia menamatkan seluruh pendidikannya mulai S-1 hingga S-3 di University of Wisconsin di Madison. Nelson menyelesaikan pendidikan S-1 di bidang applied mathematics, electrical engineering and physics. Sedangkan untuk PhD, dia mengambil bidang electrical engineering.
Dari seluruh perjalanan hidup dan karirnya, Nelson mengaku bahwa semua suksesnya itu tak lepas dari dukungan keluarganya. Saat ditanya mengenai siapa yang paling berpengaruh, dia cepat menyebut kedua orang tuanya dan kakeknya. "Mereka menanamkan mengenai pentingnya pendidikan sejak saya masih kecil sekali," ujarnya.
Ada kisah menarik di situ. Ketika masih sekolah dasar, kedua orang tuanya sering membanding-bandingkan Nelson dengan beberapa sepupunya yang sudah doktor. Perbandingan tersebut sebenarnya kurang pas. Sebab, para sepupu Nelson itu jauh di atas usianya. Ada yang 20 tahun lebih tua. Tapi, Nelson kecil menganggapnya serius dan bertekad keras mengimbangi sekaligus melampauinya. Waktu akhirnya menjawab imipian Nelson tersebut.
"Jadi, terima kasih buat kedua orang tua saya. Saya memang orang yang suka dengan banyak tantangan. Kita jadi terpacu, gitu," ungkapnya.
Nelson mengaku, mendiang kakeknya dulu juga ikut memicu semangat serta disiplin belajarnya. "Almarhum kakek saya itu orang yang sangat baik, namun agak keras. Tetapi, karena kerasnya, saya malah menjadi lebih tekun dan berusaha sesempurna mungkin mencapai standar tertinggi dalam melakukan sesuatu," jelasnya.
Sisihkan 300 Doktor AS, tapi Tetap Rendah Hati Nelson Tansu menjadi fisikawan ternama di Amerika. Tapi, hanya sedikit yang tahu bahwa guru besar belia itu berasal dari Indonesia. Di sejumlah kesempatan, banyak yang menganggap Nelson ada hubungan famili dengan mantan PM Turki Tansu Ciller. Benarkah?
NAMA Nelson Tansu memang cukup unik. Sekilas, sama sekali nama itu tidak mengindikasikan identitas etnis, ras, atau asal negeri tertentu. Karena itu, di Negeri Paman Sam, banyak yang keliru membaca, mengetahui, atau berkenalan dengan profesor belia tersebut.
Malah ada yang menduga bahwa dia adalah orang Turki. Dugaan itu muncul jika dikaitkan dengan hubungan famili Tansu Ciller, mantan perdana menteri (PM) Turki. Beberapa netters malah tidak segan-segan mencantumkan nama dan kiprah Nelson ke dalam website Turki. Seolah-olah mereka yakin betul bahwa fisikawan belia yang mulai berkibar di lingkaran akademisi AS itu memang berasal dari negerinya Kemal Ataturk.
Ada pula yang mengira bahwa Nelson adalah orang Asia Timur, tepatnya Jepang atau Tiongkok. Yang lebih seru, beberapa universitas di Jepang malah terang-terangan melamar Nelson dan meminta dia "kembali" mengajar di Jepang. Seakan-akan Nelson memang orang sana dan pernah mengajar di Negeri Sakura itu.
Dilihat dari nama, wajar jika kekeliruan itu terjadi. Begitu juga wajah Nelson yang seperti orang Jepang. Lebih-lebih di Amerika banyak profesor yang keturunan atau berasal dari Asia Timur dan jarang-jarang memang asal Indonesia. Nelson pun hanya senyum-senyum atas segala kekeliruan terhadap dirinya.
"Biasanya saya langsung mengoreksi. Saya jelaskan ke mereka bahwa saya asli Indonesia. Mereka memang agak terkejut sih karena memang mungkin jarang ada profesor asal aslinya dari Indonesia,"jelas Nelson.
Tansu sendiri sesungguhnya bukan marga kalangan Tionghoa. Memang, nenek moyang Nelson dulu Hokkien, dan marganya adalah Tan. Tapi, ketika lahir, Nelson sudah diberi nama belakang "Tansu", sebagaimana ayahnya, Iskandar Tansu.
"Saya suka dengan nama Tansu, kok,"kata Nelson dengan nada bangga.
Nelson adalah pemuda mandiri. Semangatnya tinggi, tekun, visioner, dan selalu mematok standar tertinggi dalam kiprah riset dan dunia akademisinya. Orang tua Nelson hanya membiayai hingga tingkat S-1. Selebihnya? Berkat keringat dan prestasi Nelson sendiri. Kuliah tingkat doktor hingga segala keperluan kuliah dan kehidupannya ditanggung lewat beasiswa universitas.
"Beasiswa yang saya peroleh sudah lebih dari cukup untuk membiayai semua kuliah dan kebutuhan di universitas," katanya.
Orang seperti Nelson dengan prestasi akademik tertinggi memang tak sulit memenangi berbagai beasiswa. Jika dihitung-hitung, lusinan penghargaan dan anugerah beasiswa yang pernah dia raih selama ini di AS.
Menjadi profesor di Negeri Paman Sam memang sudah menjadi cita-cita dia sejak lama. Walau demikian, posisi assistant professor (profesor muda, Red) tak pernah terbayangkannya bisa diraih pada usia 25 tahun. Coba bandingkan dengan lingkungan keluarga atau masyarakat di Indonesia, umumnya apa yang didapat pemuda 25 tahun?
Bahkan, di AS yang negeri supermaju pun reputasi Nelson bukan fenomena umum. Bayangkan, pada usia semuda itu, dia menyandang status guru besar. Sehari-hari dia mengajar program master, doktor, dan bahkan post doctoral. Yang prestisius bagi seorang ilmuwan, ada tiga riset Nelson yang dipatenkan di AS. Kemudian, dua buku teksnya untuk mahasiswa S-1 dalam proses penerbitan.
Tapi, bukan Nelson Tansu namanya jika tidak santun dan merendah. Cita-citanya mulia sekali. Dia akan tetap melakukan riset-riset yang hasilnya bermanfaat buat kemanusian dan dunia. Sebagai profesor di AS, dia seperti meniti jalan suci mewujudkan idealisme tersebut.
Ketika mendengar pengakuan cita-cita sejatinya, siapa pun pasti akan terperanjat. Cukup fenomenal. "Sejak SD kelas 3 atau kelas 4 di Medan, saya selalu ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat. Ini benar-benar saya cita-citakan sejak kecil," ujarnya dengan mimik serius.
Tapi, orang bakal mahfum jika melihat sejarah hidupnya. Ketika usia SD, Nelson kecil gemar membaca biografi para ilmuwan-fisikawan AS dan Eropa. Selain Albert Einstein yang menjadi pujaannya, nama-nama besar seperti Werner Heisenberg, Richard Feynman, dan Murray Gell-Mann ternyata sudah diakrabi Nelson cilik.
"Mereka hebat. Dari bacaan tersebut, saya benar-benar terkejut, tergugah dengan prestasi para fisikawan luar biasa itu. Ada yang usianya muda sekali ketika meraih PhD, jadi profesor, dan ada pula yang berhasil menemukan teori yang luar biasa. Mereka masih muda ketika itu," jelas Nelson penuh kagum.
Nelson jadi profesor muda di Lehigh University sejak awal 2003. Untuk bidang teknik dan fisika, universitas itu termasuk unggulan dan papan atas di kawasan East Coast, Negeri Paman Sam. Untuk menjadi profesor di Lehigh, Nelson terlebih dahulu menyisihkan 300 doktor yang resume (CV)-nya juga hebat-hebat. "Seleksinya ketat sekali, sedangkan posisi yang diperebutkan hanya satu," ujarnya.
Lelaki penggemar buah-buahan dan masakan Padang itu mengaku lega dan beruntung karena dirinya yang terpilih. Menurut Nelson, dari segi gaji dan materi, menjadi profesor di kampus top seperti yang dia alami sekarang sudah cukup lumayan. Berapa sih lumayannya?
"Sangat bersainglah. Gaji profesor di universitas private terkemuka di Amerika Serikat adalah sangat kompetitif dibandingkan dengan gaji industri. Jadi, cukup baguslah, he... he... he..," katanya, menyelipkan senyum.
Riwayat hidup dan reputasinya memang wow. Nelson sempat menjadi incaran dan malah "rebutan" kalangan universitas AS dan mancanegara. Ada yang menawari jabatan associate professor yang lebih tinggi daripada yang dia sandang sekarang (assistant professor). Ada pula yang menawari gaji dan fasilitas yang lebih heboh daripada Lehigh University. Tawaran-tawaran menggiurkan itu datang dari AS, Kanada, Jerman, dan Taiwan serta berasal dari kampus-kampus top.
Semua datang sebelum maupun sesudah Nelson resmi mengajar di Lehigh University. Tapi, segalanya lewat begitu saja. Nelson memilih konsisten, loyal, dan komit dengan universitas di Pennsylvania itu. Tapi, tentu ada pertimbangan khusus yang lain.
"Saya memilih ini karena Lehigh memberikan dana research yang sangat signifikan untuk bidang saya, semiconductor nanostructure optoelectronic devices. Lehigh juga memiliki leaderships yang sangat kuat dan ambisinya tinggi menaikkan reputasinya dengan memiliki para profesor paling berpotensi dan ternama untuk melakukan riset berkelas dunia,"papar pengagum John Bardeen, fisikawan pemenang Nobel itu.
Perusahaan-perusahaan industri Amerika juga menaruh minat dan mengiming-imingi Nelson dengan gaji dan fasilitas menggiurkan. Itu pun dia tampik.
"Bukan apa-apa. Saya memang tidak tertarik untuk masuk ke industri. Seperti saya bilang tadi, profesor sudah cita-cita saya. Lagi pula, kompensasi finansial yang diberikan Lehigh memang sudah bagus banget dan saya happy," tuturnya.
Nelson tinggal di sebuah apartemen yang tak jauh dari kampusnya mengajar. Dia tinggal sendiri. Karena itu, semua urusan rumah dan segala keperluannya dilakukan sendiri.
Ditanya soal pacar, Nelson tersipu-sipu dan mengaku belum punya. Padahal, secara fisik, dengan tinggi 173 cm, berat 67 kg, dan wajah yang cakep khas Asia, Nelson mestinya gampang menggaet (atau malah digaet) cewek Amerika. Banyak kriteria kah?
"Ha... ha... ha.... Pertama, saya ini nggak ganteng ya. Tapi, begini, mungkin karena memang belum ketemu yang cocok dan jodoh saja. Saya sih, kalau bisa, ya dengan orang Indonesia-lah. Saya sih nggak melihat orang berdasarkan kriteria macem-macem. Yang penting orangnya baik, pintar, bermoral, pengertian, dan mendukung," paparnya panjang lebar, geli karena topik pembicaraan menyimpang dari dunia fisikanya ke soal wanita
Nelson hampir tiap tahun pulang ke Medan, bertemu orang tuanya dan teman-teman lamanya..dengan segudang prestasi dan reputasnya memang membanggakan Indonesia.

"Man Jadda Wa Jadda"...Semoga Manfaat dan mampu mengispirasi...

Thursday, March 13, 2014

SENYUM DALAM DETIK


Hujan mengguyur tanah pertiwi
Angin menghembus begitu kencang
Suara bergemuruh bagaikan ombak di lautan
Ku pandangi langit dengan tetesan air hujan
Menetes pula genangan air di pipi
Terbersit pertanyaan dalam hati
Sampai kapan aku mampu tersenyum bersama?
Sampai kapan jasad ini mampu merangkul semuanya?
Akankah jari jemariku masih mampu menggandeng tangan saudaraku?
Bergunakah diriku selama ini?
Ataukah aku hanya seonggok daging yang bernama..
Pertanyaan pun berlanjut begitu mengejutkan….
Masih lamakah nyawa ini akan menetap dalam raga?
Berapa banyak dosa yang telah ku perbuat?
Apakah aku hanya manusia bertopeng
Yang berusaha bersembunyi di balik tirai kehidupan
Namun, aku terlalu congkak untuk mengakuinya
Ku terlalu sombong untuk hidup ini
Pembohong, pendusta dan penghianatkah!!!
Itukah kata yang patut ku sandang,,,,
Kini ku tak mampu berkata untukmu kehidupan
 tertunduk pandangan ku
Ku hanyalah sebutir pasir
Kini ku hanya punya satu harapan
Ku ingin melihat senyummu untukku
Maukah engkau tersenyum kepadaku???
Karena hanya ini yang mampu ku persembahkan untukmu
Tiada kata yang lekang untuk ku ucapkan
Seuntai maaf untukmu kehidupan
Tuhan…..
Jika Engkau (Tuhan) mengizinkan, izinkan aku sejenak tersenyum untuknya dalam detik…
Terimakasih Tuhan atas sapaan lembut yang kau berikan Melalui hompimpanya hatiku
Terimakasih kawan engkau telah memberi pelajaran yang berharga dalam kehidupanku
Aku tak mampu membalas apapun untukmu
Hanya do’a melalui kehidupan dan senyum dalam detik…

Wednesday, March 12, 2014

KEMANA ARAH???


Ku arungi selaksa raya
Warna warni kehidupan mengiringi derap kaki yang tak mampu terhenti
Sejuta kenangan pahit dan keindahan ku kenal
Melalui hati anugerah sang illahi
Ku persembahkan sinar untuk sang surya
Namun gerhana menghadang
Hujan badai pun tak hentinya menerpa kehidupan
Banjir bandang menenggelamkan seluruh isi bumi
Gundukan menjadi dataran
Tiada satu-pun kehidupan bersua meski hanya sekedar menyapa
Ku arungi roda pedati yang tiada henti
Kehidupanpun seolah koma, tiada hamparan yang mampu ku tempati untuk berlabuh…….
Suara angin tiba-tiba datang
Akankah kehidupan akan kembali???
Sesekali ku tengokkan kepalaku untuk mencari kehidupan itu
Namun, lagi-lagi semua hanya bayangan dan mimpi
Kemanakah arah???
Hampa….
Bagai sumur tiada ber_air
Tanah tiada ber_tanam
Langit tiada ber_bintang
Kehidupan tiada ber_suara
Hanya tongkat yang mampu ku genggam
Untuk menuntunku berajalan menuju Riho_Mu

Tuesday, March 11, 2014

BAGAI BAHTERA TIADA PELABUHAN

 
Senyum tulus nan indah menghiasi bibir dan hati
Ku berusaha berjalan sejauh kaki ini melangkah
Ku temukan bunga indah mekar, ku tengok dan  ku cium harumnya
Ku ingat pada tujuan kaki melangkah dan Tak mampu ku petik bunga itu
Yang terbawa hanya keharuman dalam mengarungi bahtera kehidupan
Di saat susah, terjatuh, dan serasa tak mampu lagi bibir ini tersenyum seperti dulu
Ku mencoba menghadirkan harumnya bunga itu
Langkah kakipun makin jauh, ku ingin kembali untuk dapat memetik indah dan harumnya bunga yang mekar tadi
Langkah membalik tiada berasa sedang mencari bunga yang serupa
Namun, ada pemilik kebun yang datang untuk memetiknya
Tercengang, dan terdiam yang hanya bisa ku lakukan
Tapi keharumannya tak pernah hilang dalam dekapan
Ku bisikkan kata pada bunga dari kejauhan
Mampukah suatu saat aku akan memiliki bunga sepertimu???
Indah dan menyejukkan ketika mata ini memandang
Bunga pun berjawab, ‘andai engkau tadi memetikku
Pasti sekarang aku menjadi milikmu
Ternyata petani yang menanamku (bunga) memberikanku kepada orang lain
Jangan khawatir, ada seribu bunga di taman ini yang lebih indah dariku (bunga)’
Kini diriku lega, meski engkau tak mampu ku miliki
Tidaklah aku seperti bahtera yang tiada pelabuhan
Sungguh tak sanggup jika harus menunggu jawab yang tak kunjung datang

Sunday, March 9, 2014

MENATAP LANGIT

Langit begitu tinggi....
Langit membiru....
Langit penuh dengan awan putih yang indah....
Ada pelangi, cantik,...merah, kuning, hijau, dan biru adalah warna yang menghiasi...
Keelokanmu memberi kedamaian saat ku mulai merasakan ciptaan Tuhanku...
Kini ku mulai terbiasa membuka tirai hitam, bagai mendung akan turunnya hujan...
Petir menyambar seolah menjadi santapan diri yang meradang hati....
Meraup kisah kehidupan dengan keriuhan suara-suara yang menghujam...
Aku, sejenak melihat langit lagi...
Beterbangan burung-burung dengan sayap indah dan kepakan yang sempurna...
Berkicau, menyanyikan suara hati dengan lenggangan diri....
Merah merona di ufuk barat, menyambut gelap....
Tak lama, ku saksikan gemerlap bintang dan rembulan....
Terangmu memberikan cahaya bagi kehidupan....
Bintang, lima sisi lancip memberikan arti Sholatku 5 waktu yang tak boleh di tinggalkan...
Bulatnya bulan memberi makna "hidup akan selalu berputar"...
Tidak selamanya senyap hati menghantui...
Akan ada kebahagiaan dan senyuman untukmu tarian jari...
Ku tundukkan penglihatan, seraya menghelaikan nafas panjang....
Semilir angin menghampiri, membisikkan kata: kuatkan pedoman hidupmu, teguhkan agamamu, karena aku (angin) kadang kala datang dengan keganasan yang akan memporak porandakan semuanya, akulah beliung....
Saat itu pula, seolah ku tersudut di hamparan kain dimana ku bersujud....
Subhana robbiyal a'la wa bihamdih....
Aku al-faqiroh (orang yang membutuhkan), Iyya kana'budu wa iyya kanasta'in (hanya kepadaMU aku menyembah dan hanya kepadaMu memohon pertolongan)...
Ya Muhawwil ahwaal,,hawwil haali ila ahsanil haal (Wahai Tuhan yang Maha pemindah keadaan, pindahlah keadaanku kepada sebaik-baiknya keadaan)...
Sabar dan sholat menjadi penopang riak kehidupan yang tak pelan...
Salam damai untukmu hatiku...

Saturday, March 8, 2014

TRIK LOMBA BERPIDATO DENGAN BAIK KETIKA SUDAH DI RUANG LOMBA

Sobat semua, pasti sering juga mengikuti musabaqoh (lomba) pidato, kini Penoreh Tinta sekedar ingin berbagi pengalaman, sekilas tentang bagaimana cara berpidato dengan baik, Penoreh Tinta Mulai dari teknik dasar sebelum menyampaikan materi yang sudah sobat persiapkan, Ayuuuuuk kita mulai belajar:
(1)
Ketika memasuki panggung, jangan langsung salam, namun tata lah nafas sejenak...posisikan badan kita dengan nyamana, kontak mata dengan audience seraya tersenyum...kemudian baru ucapkan Salam dengan lantang...karena salam merupakan kunci awal seorang juri menilai..bersemangatlah mengucapkan salam, eits jangan lupa senyum manis nya yah (ini yang sering tertinggal)...karena kita sedang menyapa seluruh audience.
(2)
Cara memegang Microphone, pegang dengan tangan kiri...sehingga yang akan bergerak dalam ber-orasi adalah tangan kanan, agar terlihat sopan, microphone jangan di tempelkan ke mulut, karena suara tidak akan terdengar jelas..letakkanlah microphone, dengan jarak 3 jari di depan mulut, sehingga suara terdengar jelas dan enak di dengar.
(3)
Sebelum menggunakan microphone, mohon check terlebih dahulu, apakah microphone-nya sudah nyala dan enak di gunakan atau belum???
 (4)
Perhatikan aba-aba/peraturan yang ada, misal ada lampu merah, kuning, hijau...jangan mulai terlebih dahulu,,jika lampu belum di nyalakan.
(5)
Usahakan posisi badan tegak/siap...biar tidak terkesan seperti orang malas...dengan menekuk satu kaki, (jika demikian, audience pun akan malas melihat peserta pidato, apalagi mendengarkan).
(6)
Ketika menyampaikan materi pidato, usahakan ketika posisi kita move (pindah) dari satu tempat ke tempat yang lain, jangan terlalu sering, karena akan terkesan mondar mandir, dan kurang enak di pandang.
(7)
Jangan menatap mata audience atau juri jika tidak ingin grogi...tatapan mata tetap menuju ke depan/audience...akan tetapi berilah jarak "satu kilan jari" di atas kepala, sehingga tidak saling menatap...trik satu ini sekedar mengurangi grogi.
(8)
Perhatikan lawan lomba kita, jika peserta nomor urut sebelum sobat semua terlihat bagus dan sangat menarik,,sebisa mungkin jadikan diri sobat semua punya karakter yang bisa menjadi ciri khas, sehingga  tidak terkesan njomplang (tidak seimbang, alias kelihatan jelek) jika di bandingkan dengan nomor urut sebelumnya...Begitu juga ketika mendapatkan nomor urut pertama, itu akan menjadi patokan,,jika bagus...maka penampilan sobatlah yang menjadi patokan penilaian juri.
Selamat Mencoba.... Semoga Manfaat;-)
*Kemenangan bukan hanya di ukur dari sebuah angka, karena Tuhan yang menciptakan kita...tidak hanya bidang dalam hal angka saja...Experience is the best teacher......
Salam SEMANGAT BERKOMPETISI

Arsip Blog

Artikel Terpopuler