Featured Article

Thursday, December 17, 2015

ANOMALI DUA WARNA


Pagi berdermakan kesejukan udara nan dingin yang mencekam lebih dari biasanya, entah kenapa perhatianku terusik, terbekukan oleh kesunyian, mana mungkin kita bicara soal cara "bersinergi" sedangkan kita belum menyepakati dimana "garis tengah" dari perbedaan kita. Biarkan hati meresapi indah mimpi petualang, biarkan...biarkan bermimpi bahkan sampai petang datang. senja yang ter-"semoga" meyatu dalam imajinasi, bisik ilalang metropolitan.

Kamu....
ya....kamu....
ha....kamu....
ah....kamu....
hmm...kamu....
yah...kamu....
You...you and you

atas nama humanisme tapi tidak humanis...
bicara integritas namun kita tidak integritas
heran bukan...!!!
itulah kamu.....
Obrolan di meja makan,  masih soal kehidupan dan pengharapan yang menyeruak kata...
Fokus itu penting, layaknya sepasang kaki kita ini mau melangkah kemana?? sahut lentingan musik favourit anak-anak muda...Mau di bawa kemana???,,ahhh itu hanya untuk alamat palsu...hahaha, tertawa meninggi dalam kagarangan yang meggelanyut dalam benak...semua itu seharusnya tak lagi realitas yang ilusi..
logikanya!!! seperti pisau lipat di jual di terminal,,sahut para penjual di bus "pisau-pisau, bisa digunakan mengupas buah, membuka botol, pengganti gunting dll" atau seperti juga tas kresek yang bisa dipakai tempat makanan dan serba bisa atau serba guna...hingga tak jelas fokus fungsinya,,,hemat bahasa, kita sering mendengar:
"Tau banyak tapi tidak mendalam atau tau sedikit tapi mampu memecahkan persoalan" bahasa serupa "Tau banyak sedikit ilmu atau Tau sedikit banyak ilmu", berfikir keras--penantian ini rasanya tak bakal usai, hanya fikiran yang diliputi misteri...kini pun banyak yang stres dan depresi...

Tanah kelahiranku yang bernamakan Indonesia terjadi reduksi habis-habisan, timbullah sebuah tanya melambung tak terjawabkan...sesungguhnya carut marut ini karena pendidikan karakter atau otak kita yang masih kosong? sebenarnya karakter tak bisa dipisahkan dengan intelektualitas dan spiritualitas...intelekualitas is character...pertanyaan selanjutnya, mentalitas apa yang mau dikembangkan? kita tidak pernah memberi distensi (perbedaan) mana, dan mana, itulah baksil-baksil kultural kita. Melihat jalan melingkar yang tak jelas ujungnya, revolusi mental saja rasanya tidak cukup, karena itu lebih bersifat personal..
Konsep kompetensi berasal dari---dunia industri---memerlukan tenaga bekerja...
Konsep profesionalisme---menafikan yang tidak profesional/amatir---ada pemisahan yang terlihat disini, Padahal yang amatiran itu bekerja dengan ikhlas...yaaa begitulah....

Setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih. aturan hanya soal kepentingan pemilik modal saja...jangan sampai berbagai aturan membuat kita kerdil (belajar dari kebingungan, kegelisahan dari rutinitas yang semakin membingungkan) metafora dunia, ketika semua huforia menggemborkan ini itu dalam waktu singkat dengan banyak harapan?? jawaban yang tepat adalah inonsen, bahkan belajar bahasa inggris pun dalam waktu yang sama (singkat) saja belum tentu menghasilkan orang yang cakap berbahasa, apalagi ini berbicara karakter. marilah kita sadari bahwa menimbulkan anomali di aru biru globalisasi tentang identitas atau bahasa kerennya politik identitas, ada bahayanya juga, sebenarnya adakah arsiran-arsiran yang sama atau hanya merupakan serpihan-serpihan pengetahuan? 
4 pilar pendidikan menurut Unesco
- Learning to know (belajar mengetahui)
- Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
- Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
- Learning to live together (belajar hidup bersama) 
4 pilar tersebut di tanah kelahiran ini serasa tercincang cincang, membuat kita seolah-olah makhluk alien...

waktu adalah keniscayaan dalam sebuah kegiatan, apa yang saat ini bisa kita lakukan dalam membuat perubahan yang baik menjadi lebih baik, maka lakukanlah....terlalu gamang persoalannya, memang secara teknis tidak banyak yang bisa kita lakukan, namun disinilah sesungguhnya peran pesantren, sebagaimana yang disampaikan budi utomo: mata air ilmu pengetahuan adalah pesantren.

Singkat kata:
Pendidikan pada akhirnya melakukan sesuatu/terampil, lalu hidup bersama-sama, maka itulah manjadikan manusia. (memanusiakan manusia), all is proses...

Sebagai bahan memori untuk sobat semua:

Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk pada kenyataan
 Bergeraklah, bergeraklah dan bergeraklah....

Salam Cinta Indonesia


Biar saja ku tak sehebat matahari
 Tapi slaluku coba tuk menghangatkanmu
 Biar saja ku tak setegar batu karang
 Tapi slalu ku coba tuk melindungimu

Biar saja ku tak seharum bunga mawar
 Tapi slalu kucoba tuk mengharumkanmu
 Biar saja ku tak seelok langit sore
 Tapi slalu kucoba tuk mengindahkanmu

Kupertahankan kau demi kehormatan bangsa
 Kupertahankan kau demi tumpah darah  
Semua pahlawan-pahlawanku

Merah putih teruslah kau berkibar
 Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
 Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
 Ku akan selalu menjagamu

Semoga bermanfaat dan memberi inspirasi kepada sobat semua untuk terus bergerak, berbenah demi kemajuan dan kemakmuran negara kita tercinta Indonesia dan menyadarkan bahwa hidup ini bukan hanya untuk aku, kamu, kita tapi MEREKA. Save karakter Indonesia;-)

Friday, December 11, 2015

LAGI-LAGI KAMU

     Frame of thinking, itulah sapa awal untuk sobat Penoreh Tinta, setelah asap motor mengepul di trotoar karena roda terus melaju dalam kegelapan malam lupa arah, yang ada hanya mengikuti deretan orang berkendara di depan untuk melihat secercah cahaya penunjuk rute langkah, berimbas menjadikanku telat menyapa sobat semua dari sekian jumlah barisan kata yang akan tertorehkan....
     Kali ini Penoreh Tinta tak bermaksud menggarami lautan...oke sobat, akan ada tangan yang menyibak kata lebih jauh dari biasanya...mendenyutkan nyawa yang memutih...membuka mata yang semakin menutup, mendengarkan telinga yang mulai menuli, dan juga menghidupkan hati yang akan terpuaskan dengan julangan menara...
ya....itulah sebutan kita...Manusia...
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan terbagi menjadi makhluk pribadi dan sosial.

 1) Bagaimana melalui pendidikan karakter, kita memanusiakan manusia (mengembangkan akal budi sifat bebas manusia)
2) membudayakan (manusia lahir masuk dalam aturan), kita harus mengajak, mampu menapis mana nilai budaya yang harus di angkat dan di jauhi
3) Meng-indonesiakan (sebagai manusia yang berbudaya, dia itu bernegara, mempunyai pilihan yakni indonesia, namun jika tidak dipelihara maka ia akan hilang sama seperti beragama, saat kepercayaan tak bisa dipelihara, bahkan ia akan bisa katakan "Tuhan is dead"). jangan sampai indonesia menjadi negara yang maju namun tidak percaya sama Tuhan.

Lagi-lagi kamu (pendidikan karakter) namun belum ada ujungnya, ibarat mengurai lilitan benang yang melingkar...
Saving karakter Indonesia....Merdeka!!!
Indonesia tanah airku 
Tanah tumpah darahku 
Disanalah aku berdiri 
Jadi pandu ibuku 
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku 
Marilah kita berseru
 Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku 
Hiduplah negriku
 Bangsaku Rakyatku semuanya 
Bangunlah jiwanya
 Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya 
Merdeka Merdeka 
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya 
Merdeka Merdeka
 Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya 
Merdeka Merdeka 
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya 
Merdeka Merdeka 
Hiduplah Indonesia Raya

Setiap orang bisa menjadi pendidik dan setiap rumah adalah sekolah 

Semoga Torehan Tinta ini mampu membangunkan hati yang memati, hanya mementingkan kepentingan pribadi,  dan tanpa memperdulikan perjuangan sejati...Selamat membaca wahai para pemuda indonesia;-)

Thursday, December 10, 2015

TAK PERLU ALASAN


Aku adalah seorang pendidik...
tidak ada keajaiban di dalam pekerjaanku...
Aku tidak berjalan di atas air...
Pun tidak membelah lautan...
Aku hanya mencintai anak-anak...
Menggandeng mereka, membuka pikiran, menyentuh hati dan membentuk masa depan...

      Kehangatan mentari mulai terasa, terdengar suara gaduh di sebuah ruangan, saat itu pula pintu terbuka pelan...Assalamu'alaikum anak-anak ku.."aku adalah pendidik, penentu masa depan anak didikku"...senyum menyemai kegaduhan, seketika terdiam dan membalas senyum indah pancaran harapan masa depan terlukis jelas di wajah mereka...
    Bagaimana mungkin seorang pendidik bisa marah, cemberut, bahkan untuk tidak tersenyum pun rasanya tak ada sela dalam setiap detikku...tatapan mata mereka menyimpan seribu bahkan milyaran senyum dan kebahagiaan, wajah mereka adalah wajah masa depan negeri, masa depan umat dan masa depan peradaban...
     Kelas dimulai, kata demi kata terurai begitu indah, menyenangkan, memotivasi, bersahabat, dan semuanya terlihat anteng mendengarkannya..rupanya angin ikut bersiul...jendela-jendela menunjukkan sinar surya yang menerangi,..hingga ku sadari bahwa mereka tak mampu hidup hanya dengan motivasi dariku, pun dengan teori yang telah aku pelajari,,namun mereka akan mampu hidup dengan 1 hal....sahabat Penoreh Tinta tau apa itu???? HARAPAN...ya...HARAPAN...Sinar harapan yang harus di nyalakan, layaknya surya menyinari dunia...

Saat semua terasa tak berarti, harapan lah yang menguatkan...
Saat semua terasa menyesakkan, harapanlah yang melegakan...
Saat semua terasa mengecewakan, harapanlah yang  mendamaikan...
Saat semua terasa berhenti, maka harapan pula yang mulai mengetuk pelan untuk terus berjalan....

      Berbicara tentang harapan, sedikit membelit fikiran akan pertanyaan "apa yah harapan dan kepada siapa kita menaruhnya???" saat do'a masih terpanjatkan, itu ber-arti seseorang masih mempunyai harapan,,(do'a=harapan=asa) kita tengadahkan tangan, menghadap penuh harap, bersujud penuh pasrah dan hanya kepada-Nya (Allah)... 
      Meyakinkan dan menyamuderai senyum mereka dengan harapan kepada Allah bahwa masa depan ada untuk kita, mengajari dan membimbing untuk selalu optimis...
Impianmu = langkahmu
Impianmu = tujuanmu
Impianmu = masa depanmu
Impianmu = kebanggaanmu
Impianmu = keyakinanmu
kreatifitas ada bukan bawaan dari lahir namun diciptakan dan karena terjadinya pergesekan, pertempuran ide dan atau pemikiran..layaknya masa depan, ia (masa depan) bukanlah yang kita tunggu tapi kita ciptakan.

Hold your heart in your hand, and see where it takes you

      Kata yang indah kadang tak mampu mengurai semua kebahagiaan sebagai pendidik, bukan karena ia samar..tapi karena hati akan berbicara lebih tepat dibandingkan kata-kata, ketika kata menghilang, semua membisu, dan saat semua tak ada lagi untuk mampu mengatakan suatu maksud maka hatilah yang akan berbicara...
      Tak perlu alasan untuk memilih menjadi seorang pendidik...karena dengannya (anak didik) kita akan hidup selamanya, akan muda selamanya, pun akan bahagia selamanya...ilmu yang kita ajarkan menjadi penerang jalan kita, selama harapan itu masih menyala, bahkan ia akan menyala selamanya tak akan pernah habis, maka menyala pula kehidupan kita, usia kita, juga kebahagiaan kita...Aliran itu semakin lama akan semakin menderas (zadallah lanaa bi ilminnafi') Amiiin....
     Ketika hati mulai bimbang untuk tetapkan pilihan, disinilah aku labuhkan (pendidikan), saat itu pula kalian hadir dan mengajariku arti hidup, bahwa hidup harus dimengerti dengan pengertian yang baik, difahami dengan pemahaman yang sempurna,,,kebahagiaan yang sesungguhnya adalah saat kita mampu membahagiakan orang lain dan kesuksesan yang hakiki adalah saat kita mampu mensukseskan orang lain,,,
Mendidik, Membimbing, Memberi semangat, Berbagi Pengalaman
Menyenangkan, dicintai
Menginspirasi
     Mereka memperhatikan isi dunia, maka tatkala mereka mengetahui, bahwa dunia bukanlah tanah air bagi yang hidup, mereka menjadikannya sebagai samudera dan menjadikan amal sholeh sebagai bahtera..
     Semoga kita semua bisa mengamalkan ilmu dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun, karena ia luas tak terskat dengan apapun...
       Tulisan ini Penoreh Tinta persembahkan untuk anak bangsa...nyalakan selalu cahaya pendidikan dengan ilmu kalian...kobarkan semangat juang untuk Indonesia....

كُنْتُ ضَعِيْفًا,,كُلُّهُمْ مِنَ اللهِ إِلَي الله
(saya hanya orang lemah, semua dari Allah dan akan kembali kepada-Nya)

Akan ada waktunya dimana aku tertidur selamanya

 Selamat Membaca...salam karya dariku I'ana Penoreh Tinta..Semoga Bermanfaat

Tuesday, December 8, 2015

SUNRISE DALAM ELEGI MERBABU

Sun
Membuka tirai hitam menjadi santapan
Keluh, kesah sebagai penghias putaran roda kehidupan yang tak pelan
Wajah lusuh penuh Tanya, tiada punya warna dalam kehidupan
Tumpukan kardus di tengah sunyi malam yang mencekam menjadi perteduhan


     Gemerlap panorama di trotoar dan semakin bising dengan bunyi klakson di jalan raya, rintik hujan membasahi dedaunan dengan kemacetan lalu lintas mobil pulang kerja menjadikan suasana semakin memilu. dari jendela lantai 2 menatap bayang-bayang foto masa lalu yang terlihat remang di buncah air hujan pelataran rumah, sejenak gadis manis bernama Senja melirik pergelangan tangan, sudah hampir 1 jam ia berdiri di sudut ruangan itu, matanya berkaca-kaca teringat 20 tahun yang lalu, Selain kematian, tak ada hal yang memilukan baginya ketika rindu tak terhantar lagi kepadanya. Setiap tetesan bening yang mengalir kadang menjadi pilu yang menyayat rongga dadaku. Lalu, di mana kurengkuh hatimu lagi jika yang terhampar di hadapku hanyalah wajah nisan yang hitam? Tahukah kamu? Seberapa kuat aku menahan gejolak tak ingin merindumu lagi, sekuat itu pula angan tentangmu yang lalu merayuku. Lalu, beginikah rupanya Sunyi? Sunyi yang Garang.
Rindupun menjawab dengan sepi, tetes embun kedamaian perlahan menetes menjadi darah yang memerah kemudian memutih, kepala mendongak, saat tangan Tuhan yang ku harapkan darimu tak jua mendekapku.
##
    Gadis manis, berpostur tinggi, wajah santun, dan berpenampilan rapi membuatnya terlihat lebih menarik, disertai tatapan mata yang tajam memberikan symbol kekhasan gadis itu, hijab merah yang dikenakannya menghiasi parasnya. Senja, gadis yang tumbuh dewasa dengan mengubur seribu cerita.
Sepulang dari kantor, ia berniat membeli kue di toko dekat rumahnya, di depan pintu toko terlihat bocah kecil menatap pucat ditemani botol Aqua berisikan uang recehan. Tak lama kemudian Senja keluar dari toko, berniat memberikan kue kepada bocah tadi, namun ternyata bocah itu pingsan dan sudah dibopong oleh lelaki bershalkan hitam, tanpa tanya dan jawab, hanya senyuman bersinyalir spontan terlihat di wajah teduhnya lelaki tersebut. Seketika tercengang menatap Wajah yang mirip dengan Arta, kekasih yang memutih di pangkuan 20 tahun silam.
       3 menit kemudian, bocah kecil tersebut sadarkan diri, “Sudah enakan dek?” Tanya  Senja sambil mengelus rambut kumal si bocah malang, bocah itu hanya menatap pelan penuh tanya aku dimana? Dan siapa kakak?, jangan takut, saya kak Senja,  tadi melihatmu pingsan di depan toko, nama kamu siapa? N-a-m-a-k-u E-s-h-a sambil tertatih menjawabnya. Esha…nama yang ganteng, rayu Senja mencairkan suasana ketegangan Esha, diseliri senyum ramah dengan segelas milk chocolate di tangannya. Meminta Esha untuk meneguknya.
##
     Batin Senja mulai berkecamuk kembali, sayat pilu yang terkubur  berpuluh tahun lamanya, kini seolah hadir kembali, Senja menukik Hiruk pikuk ruang lapang menjadikannya kuat seiring dengan hadirnya malaikat kecil “Esha” yang menghiasi kegamangannya, meski sering terperangah, ia dikenal sebagai gadis yang gigih dan penuh semangat… tapi ternyata yang banyak orang kagumi dan banggakan tak membuatnya cukup rasa untuk melambaikan tangan dan mengatakan pada dunia ”farich” (aku bahagia), tak ingin terlalu banyak bicara karena diam juga terasa menyakitkan baginya,,
       Tak pernah sedikitpun menyangka, dalam kondisi seperti itu, hatinya masih tak pernah memiliki hati…dan yang tersisa adalah “mengandai-andai” sebab seolah harapan telah jauh menghindar. Bila saja lorong Doraemon itu ada, ingin rasanya berada dihamparan rumput dikelilingi gunung yang tinggi.
       Penyayang baru sebut Senja, meski hadirnya bak angin beliung (hadir tiba-tiba) terasa dingin dan memporak-porandakan pondasi yang kokoh, namun tiada berwujud, jabat tangan tiada berucap hanya berasa kehadirannya…lidahnya mengelu, hanya syair-syair merambah di sisi dinding jendela hati, tertuang rasa dalam bahasa:
Saat lamanya kemarau mengiringi, saat itu hujan yang dibutuhkan
Saat gelap malam menghampiri, Cahayalah pemecah sunyi
Saat ini jiwanya seperti mendung yang menunggu hujan setelah kemarau berkepanjangan, dan ia layaknya gerhana yang menanti cahaya rembulan

       Tatap mata yang tak asing…“Aku merasa kehilangan sesuatu entah pernah kumiliki atau tidak. Berminggu-minggu, berhari-hari, berjam-jam, toh rasa itu tetap sama saja, rasa yang tak memiliki rasa” batin Senja berkecamuk dalam garangnya matahari….
       Hadirnya lelaki sunyi masih menyisakan cerita, layaknya keabstrakan Gerimis: bisa jadi hujan lebat atau bisa mereda dan kemarau kembali…atau laksana mega merah: penyambut malam, bisa rembulan itu datang menyinari, bisa pula kegelapan yang menjadi buncah ilusi hati.
       Di sinilah, ia menghamparkan sajadah panjang terbentang tuk menggapai angan, takut adalah sifat naluri ketidakmampuan manusia, sesungguhnya Tuhan lah sebaik-baik tempat kembali. Ada seseorang yang bertanya tentang kisah cintaku..Aku menjawab singkat "setiap kali aku mencintai selalu ditinggalkan" ia pun berkata "terkadang memang lebih baik merelakan dan biarkan Dia yang menentukan, karena hanya Dia yang mampu menyelesaikan dan memilih yang terbaik dalam permasalahan cintamu" (Sun)
      Senja menyeringai dan berkata dalam hati Ke penghujung langit merah kan ku lontar jeritanku bersama kepercayaanku terhadapMu, Mengalunkan hanya satu nama indahmu…Hujan malam ini hembuskan gelisah…bersama rintiknya sembunyikan sepi, ku biarkan menggenangi sudut jiwa dan terhanyut dalam bayang ilusi, keberadaanmu selalu kupertanyakan, meski ku sadar tanpa alasan, namun selalu saja menjadi ingatan.
##
      Udara sejuk pagi menyemilir di pintu-pintu rumah Senja, 7 tahun setelah Esha tinggal bersamanya, kini Esha sudah kelas 2 SMA Negeri 1 Malang, menjelang Olympiade kimia berlangsung, Esha yang menjadi langganan sekolahnya untuk mengikuti kompetisi, kini olympiade kimia Nasioanal yang ke sekian kalinya bagi Esha, setelah bulan lalu ia menyabet juara 1 duta pariwisata, juara 1 akustik nasional dan masih banyak lagi. dengan rajin dan tekun ia mempersiapkan olympiade tersebut.
“Bagaimana persiapanmu dek??” Tanya Senja,
“Alhamdulillah kak, Insya Allah siap, mohon do’anya”.
“Adikku, Ada hal yang tanpa kita cari datang dengan sendirinya, namun ada juga hal yang perlu perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkannya…yang kita dapatkan dengan pengorbanan tidak selalu lebih baik dari yang datang dengan sendirinya...kita hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukan hasilnya. Semangat sayang…” Pesan Senja untuk Esha.
##
      Olympiade Nasional dimulai. 6 jam berlangsung, ruangan terdengar ramai akan sorak setiap sekolah, kini tibalah saatnya pengumuman pemenang lomba, pembawa acara menaiki panggung besar, dag dig dug jantung semua peserta bendetak lebih kencang bagai genderang mau perang kata bang Ahmad Dani. Setelah juara 3 dan 2 tersampaikan, kini pembawa acara sedikit bertele-tele membuat semua orang penasaran, Baiklah hadirin sekalian, Juara 1 di raih oleh…..(aransemen musik megiringi suara MC) perwakilan dari SMA Negeri 1 Malang. Bapak Presiden RI memberikan medali kepada para pemenang, medali Emas dan beasiswa kuliah ke jepang di tangan Esha. Senja ikut bangga atas keberhasilan adiknya. Esha memberikan sambutan, syukur Alhamdulillah, saya ucapkan terimakasih kepada kakakku Senja, guru-guruku dan teman-temanku, saya ingin berbagi kisah untuk kalian. Esha pun mulai bercerita di sela sambutannya:
     Kisah bocah prematur yang selamat dari kematian, gunung meletus memisahkan ia dengan orang tuanya. Hidupnya adalah sebuah anugerah,5 tahun ia habiskan waktunya di panti Asuhan “at-Thoif” Malang, jelang usianya bertambah 6 bulan perempuan berkulit sawo matang dan berpakaian rapi mengambilnya dari panti. sayang nasib kurang memihaknya, orang tua asuh yang jahat, keras, dan suka memukul dengan rotan. ia pun melarikan diri dengan wajah katakutan.
      Bocah kecil yang malang. Hadirin,,,akankah ia mampu mengarungi kehidupan tanpa seorangpun di sisinya?? Akankah ia akan mencapai masa depan yang gemilang dengan kejamnya dunia??
       Tak banyak yang ia tahu tentang hidup, bahagia, kasih sayang, kenikmatan, yang ada hanya pukulan rotan ibu angkat, makian preman jalanan, celoteh mulut-mulut jalang perampas kekayaan yang bertengger duduk di perkantoran. Malam itu tiba-tiba membisu, tiada bersua meski sepatah kata, hanya sinar rembulan, bintang bergemerlapan, suara tokek dan jangkrik nyaring menghiasi malam yang hampa, ia tapaki cakrawala meski dengan merangkak hingga terkadang ia terpekur melihat hidupnya sendiri, wajah lusuh penuh tanya. Akankah ini arti hidup, bahagia, kasih sayang dan kenikmatan??? sambil mendongakkan wajah ke atas, seolah-olah mendemo Tuhan. Tuhan mengapa engkau tak adil padaku?? Menengadahkan tangan sambil merajuk pada Tuhannya, bertanya tentang hidup, arti kebahagiaan dan kasih sayang, tiada pula keluarga, seolah-olah keinginan untuk bertemu ayah ibunya tak mampu terbendung lagi, Sehening apa pun itu, selalu saja ada suara, suara detak rindu.
Cerita pun terhenti, Senja berdiri dan merangkulnya di atas pentas, kesadaran tersentak melumpuh dicengramnya duka dalam ruangan.
        
        Hadirku disini juga berkat kakak ku Senja yang sekaligus mejadi orang tuaku “sambil melihat wajah Senja”. Tepuk tangan dan tangis haru menyertai sambutan Esha. kini Esha mampu membuktikan pada dunia, akan miracle of usaha keras, kesabaran, dan kesholihannya akan mengingat Tuhan telah membawanya terbang bersama mimpi dan pertanyaan-pertanyaan masa lalu yang kelam.
       Waktu telah memberikan jawaban akan semua pertanyaan yang mendesir bagai ombak di laut lepas. Bahwa hidup adalah petualangan yang mengasyikkan jika kita memaknai semua kejadian dengan tidak membatasi fikiran, hati dan mata kita untuk terus memandang luas dan melukis indah akan torehan sejarah kehidupan. Bersyukur dan teruslah berkarya.
      Di sudut ruang terlihat lelaki sunyi menghadiri acara Esha, sapanya mendekati Senja, sejak lama lelaki ini mengintai Senja, namun menunggu waktu yang tepat untuk menemui dan menyatakn semuanya, kini di balik kesuksesan dan kebahagiaan Esha, Senja pun bertemu dengan pangeran dambaan yang mampu menerangi sudut hatinya yang sunyi,..
      Jiwa senja tersenyum serasa membisik pelan pada neuronnya Aku hanya tahu satu hal, matahari tak pernah terbit menunggu waktu yang tepat tetapi dengan waktunya sendiri, dan setiap kali ia terbit ia mampu menyapu habis kegelapan. Engkaulah ‘Sun’ yang ku tunggu dan menjadi penerang setelah gelapku dalam elegi merbabu.

Pesan Moral:
Selalu ada akhir dari setiap kisah yang diciptakan
Namun, penulis selalu menulis akhir yang menyenangkan
Kita adalah penulis kisah hidup kita, maka tulislah akhir yang menyenangkan...
dan jadikanlah sabar dan sholat sebagai penopangmu (Sun)

Monday, December 7, 2015

CEMBURU TAK BERSTEMPEL

Assalamu'alaikum sobat Penoreh Tinta, ditemani potato keju dan tentunya dengan white milk hangat mengepulkan asap, berusaha mengoyak ribuan kata yang berserakan dalam angan, tertunda karena mata menyipit menanti mimpi. hehehehe...ahay, sedikit menggelitik memang, ketika terlelap tiba-tiba imajinasi mempendarkan kata menyeringai bibir untuk tersenyum...'Cemburu Tak Berstempel'..ehemmmmm,,,,hati hati menjaga hati saut ilalang metropolitan...

Saatnya berkelana dengan kata...ayooooo!!!

Berdiskusi dengan angin, sudah ribuan kali aku mengeja deretan kebisuan, ketika setetes embun bermetamorfosis, kabut-kabut kecil-pun kini mulai menutupi ejaan yang meremang, dinginnya tiupan angin bersinyalir dengan meringkuknya tubuh yang semakin memucat, menyadarkan cinta masih butuh mekanisme agar mampu bertahan... pagi melepas jeruji rindu rupanya kini mulai menyapa sang surya, meski tak selamanya teriknya mendamaikan, ia adalah penghidupan...

Waktu cepat berlalu hingga tawa yang ada seolah tertelan masa, kekacauan mendominasi hari, semua menatap baris tulisan yang tak biasa, sepi.....hanya terlihat daun  kering tergeletak dan debu menempel pada dinding-dinding jalan yang menghitam...
ku temui lembar kertas yang mendomprak ingatan kelam mengairi fikiran yang seharusnya tak perlu hadir....terasa aneh, aku sedikit melankolis, melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas warna-warni baru, seolah-olah semuanya diterjelamahkan menjadi satu kombinasi kemanusiaan, semua terasa mesra tapi kosong...

Pernahkah kau merasa, hatimu hampa,,,dan pernahkah kau merasa pula seolah batin mengeroyok Rasa dengan mangsanya yang berteriak cemburu...??? wajah-wajah lusuh hanya bisa melihat tiada berkata seolah membisu karena bicarapun terasa menyakitkan...tak perlu menerjemahkan hati yang meremang, cukup memahami dengan kepandaian murni, tidak berimplikasi pun tidak mengakibatkan infeksi...

Secawan merpati kicauannya hadir membisikkan kata 'Nasib terbaik adalah tidak pernah diabaikan'...tegaklah ke langit luas, atau awan yang mendung...meski terkadang kita berbeda dalam semua namun tidak dalam cinta...kau dan aku tegak berdiri meresapi belaian angin menyambut sang petang...

Tersendak kebisuan yang megelam, terlihat sosok rupawan, dipunggungnya terdapat cinta, yakin apa yang diingini, pun lari mereka ringan karena tak ada yang menunggangi, hati yang begitu putih seperti embun pagi, hati yang selalu tersenyum penuh dengan kedamaian diselimuti rasa syukur kepada Ilahi, sedamai angin timur menyapa rerumputan luas, membawa kedamaian disetiap hati..seindah mentari yang menyapa semesta dengan senyumnya, bagai mutiara nan indah yang tersimpan dalam kerangnya, kerangnya putih alami tak tersentuh oleh debu dan noda...Cemburu tak berstempel (tak perlu pengakuan) karena ia (cinta) kemurnian, melakukan dan melupakan...itulah yang terbaik dalam IkhlasNya cinta, karena ikhlas itu seperti embun yang selalu hadir di setiap pagi tak perlu menunggu stempel yang menandai...hehehe

“Kedamaian terletak pada hati yg selalu bergantung kepada Allah”

larilah dalam kebebasan kuda liar...hanya dengan begitu, kita mampu memperbudak waktu, melambungkan mutu dalam hidup yang cuma satu (Dee)

Semoga bermanfaat dan salam karya dariku I'ana Penoreh Tinta

Sunday, December 6, 2015

MENYEMAI RINDU-MU

Bismillahirrohmanirrohim....
      Saat bibir menyunggingkan senyum getir, saat yang sama menyemai pilu…Hati memekik membaca kabar dari setiap dering Hp ‘sosial media’ mengabarkan akan kepergian guru kami, إنا لله وإنا إليه راجعون terucap disetiap  sudut sepi malam dalam haru, Selamat jalan wahai guru, Ya Allah terimalah beliau disisiMu, sesungguhnya Engkaulah sang pengampun dosa…do’a kami mengalun teriring dengan kepergian guru (Ya Allah, ampunilah dosa-dosa beliau, kasihanilah beliau, lindungilah dan maafkanlah beliau, muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan air yang sejuk. Bersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran, dan gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan pasangan di dunia dengan yang lebih baik. Masukkanlah beliau ke dalam surga-Mu dan lindungilah beliau dari siksa kubur atau siksa api neraka)."
       Waktu terhenti tak tersadari, Jasad terbujur kaku, pasti akan hadir mendatangi setiap sela waktu kita, tak pernah tau kapan dan dimana, tak pandang bulu maupun suku, tak peduli jelek atau tampan, menawan, rupawan, pun tak melihat pangkat dan jabatan, semua hanya seonggok daging yang punya nama, bisa jalan-jalan dan bicara, bukan sebuah kehidupan. Ibarat buah mangga yang jatuh saat angin menerpa, tak pandang masih muda (pencit: bahasa jawa) atau sudah menua.
       Saat darah merah mulai memutih.,Kebanggaan yang kita sanjung selama ini hanyalah semu, lantas apa yang hendak kita sombongkan??? semua yang dicintai akan meninggalkan diri, dan tak ada yang patut disesali saat semua telah terjadi, namun bagaimana yang masih tersisa mampu terinfestasi untuk membuat perubahan yang baik menjadi lebih baik. mengukir di atas selembar kertas “Lakukan dan lupakan” ikhlas dalam kebaikan adalah jalan yang bisa kita tempuh, seolah esok kita tak mampu melihat, mendengar, atau nafas ini tak lagi melekat erat menemani jasad. Saat waktu memanggil, maka teman sejati hanyalah amal, dan saat waktu terhenti..teman sejati tinggallah sepi.

sahabatku......
Jika kita tak mampu bersaing dengan para shalihin dalam ibadahnya, maka berlombalah dengan para pendosa dalam istighfarnya

Allah Maha Cahaya,..terangilah setiap langkah kami, bimbing kami di jalan Cahaya Rahmat-Mu, tak tersadari banyak waktu yang terbuang sia-sia, sesal akhir tiada berguna, jiwa termangu diam membisu dan lusuh, bertambah umur dalam hidup yang semakin merapuh...

Akan ada waktu dimana kita tertidur selamanya

 #Semoga bermanfaat...

Arsip Blog

Artikel Terpopuler